Title: Tell Me, What is Love
Length: Oneshoot
Genre: Romance
Rating: PG-15
Casts:
EXO Memberdeul/ 엑소-게이 & 엑소-엠
Goo Eun Chan/구은찬 (OC) a.k.a Author
Byun Ji Soon/ 변지순(OC)
Shin Ah Ra/ 신아라(OC)
Park Hyun Ra/ 박현라(OC)
Disclaimer: Castnya
semua hanya milik Tuhan, saia hanya pinjem anak-anak EXO dan ambil nama dari
anak –anak stress RSJ *digeplak* yang minta namanya dimunculin. Ff ini murni
karangan author yang somplak ini==”
A/N: karena ada anak2
exo-m, disini gak cuman pake bahasa korea aja tapi ada sedikit-sedikit bahasa
cina dan inggris. Trus, disini D.O aku panggil Dio aja yah biar enak, kan
bacanya juga gitu, sesuai dengan hangulnya 디오(dio) ^^
Warning: GAJE. Many
typo may be available.
DON`T LIKE
DON`T READ!
May 21, 2012
08.35 AM
“EunChan~ah!!”panggil seorang
yeoja dengan keras tetapi manja yang
baru datang ke rumah sahabatnya yang dipanggil degan
sebutan Eun Chan tersebut.
“Yak! Apa-apaan kau, Shin Ahra!” Keluh yeoja
tersebut dikarenakan sahabatnya yang baru datang tiba-tiba memeluknya yang
sedari tadi menonton TV. Aneh sekali karena sahabatnya itu juga
tersenyum-senyum sendiri menatapnya.
“Aku bahagia, Eun Chan~ah! Dio oppa..”
Yeoja yang diajak bicara itu mengangukkan
kepala pertanda heran akan kelanjutan pembicaraannya yang terlihat sangat
membahagiakan.
“Dio oppa, pagi tadi dia menelfonku dan dia
bilang aku manis. Dan kau tahu Eun Chan~ah?”ia menggantungkan kalimat sembari
menatap sahabatnya yang masih tersenyum sendiri sedangkan orang yang diajak
bicara sudah mengerutkan dahi, heran dengan sifatnya. Sesenang inikah ditelfon
oleh orang yang disukai?
“Tidak” jawab Eunchan datar kemudian memalingkan
wajahnya pada layar TV.
“Dio oppa mengajakku bertemu di cafe setelah
dia selesai ujian lusa. Kya! Ini seperti mimpi. Ternyata selama ini dia juga
memperhatikanku.” Ia berhenti tersenyum lalu menatap dalam heran ke arah
sahabatnya tersebut.
“Eh, Eun Chan~a. Bukankan besok ulang tahunnya
Suho oppa?”
“Kalau iya kenapa?” Jawabnya tanpa mengalihkan
pandangan dari TV.
“Kau tidak berniat memberinya hadiah?"tanyanya
kembali dengan ekspresi lebih intens
“Niat sih ada, tapi kalau aku tidak tahu apa
yang harus aku berikan bagaimana? Lagi pula, aku tidak yakin dia mau menerima hadiah dariku, mengenalku
saja tidak.”
“Yak! Eun Chan~a! Kenapa kau jadi cuek begini?
Biasanya kau teriak-teriak kegirangan dihadapan kami setelah melihat Suho
oppa.” Cerocos Ahra sambil menegerutkan dahi.
“Lalu aku harus bagaimana?” Eun Chan mulai
memelas, tidak lagi cuek seperti tadi. Ahra tersenyum simpul melihat sikap Eun
Chan yang seperti ini, sikap sehari-harinya.
“Aha! Aku tahu! kau bisa memberinya kue.”
“Mmm... arasseo, ayo kita ke toko kue!”
“Andwae! Buatan sendiri akan lebih istimewa.”
“Michiyoseo! Aku mana bisa masak.” Tolak Eun
Chan sembari mengerucutkan bibirnya dan berkacak pinggang.
“Akan aku ajari. Ottoke?” jawab Ahra dengan
senyuman menghiasi bibir.
“Kedengarannya tidak terlalu buruk. Chakaman!
Kenapa kau mengurusiku? Bukankah kau ada acara dengan Dio?”
“Tidak usah dipikirkan, itu masih lama. Kaja, kita buat kue!”
merekapun pergi ke dapur dan mulai membuat kue brownies.
***
May 22, 2012
01.15 PM
“Aku berikan ke Suho oppa tidak, ya?” seru Eun
Chan kepada ke 3 sahabat yang mendesaknya untuk berjalan menemui Suho.
“Kau sudah sejauh ini
Eun Chan~ah. Masuk ke kantin dan berikan kepada Suho oppa.” Kata sahabat
tertuanya, Byun Ji Soon dengan bijaksana.
Eun Chan baru akan menghampiri Suho yang
tengah duduk sendirian, tetapi kemudian ia berpapasan dengan sahabat Suho, Kim
Min Seok dan Kim Jong Dae yang saat itu sedang membicarakan tentang Suho bahwa
mereka akan meninggalkan Suho berduaan saja dengan yeojachingunya yang segera
datang. Mereka tidak ingin mengganggu kencan makan siang Suho di hari
ulangtahunnya. Saat itu juga ketiga sahabat Eun Chan yang mengintipnya dari
balik kaca jendela mendengar apa yang dikatakan kedua sahabat Suho.
Mendengar semua yang dibicarakan sahabat Suho
tadi, sahabat-sahabat Eun Chan langsung panik. Sebelumnya Eun Chan dan
sahabatnya tidak tahu bahwa Suho sudah punya pacar. Dengan perasaan dan wajah
shock Eun Chan, ditambah lagi yeojachingu Suho duluan yang datang dan langsung
memeluk Suho, Eun Chan tetap melangkah dan menaruh kuenya di meja Suho yang
sedang asyik bermesraan dengan yeojachingunya.
“Untuk oppa. Saengil Chukhae.” Hanya kata-kata
itu yang keluar dari mulut Eunchan dengan memaksakan senyum. “Gumawo”, Suho
membalasnya dengan senyuman andalannya, sangat bersahabat. Eunchan berbalik badan dengan tidak sanggup menahan senyuman tetap
di bibirnya lagi.
***
May 23, 2012
11.05 AM
Bel istirahat baru saja berbunyi, guru dan
beberapa siswa kelas 11-3 pun keluar ruangan. Seorang yeoja menghampiri tiga
sahabatnya yang berkumpul di meja depan.
“Eun Chan~ah! Aku dengar setelah pulang
sekolah ini Suho oppa bertanding golf,” ia mengambil duduk disebelah yeoja yang
dipanggilnya tadi. “Ayo kita melihat Suho oppa! Pasti keren.” Sambungnya kepada
semua temannya.
“Park Hyun Ra!”tegur salah satu dari mereka bertiga pada
yeoja bernama Hyun Ra itu. “Mwo?” jawab Hyun Ra tanpa rasa bersalah. “Eun Chan~a,
gwaenchana?” tanya Byun Ji Soon langsung ke Eun Chan.“Gwaenchana, memenagnya
aku kenapa?” sahut Eunchan sok polos. “lalu, bagaimana kencanmu dengan Dio
nanti, Ahra? Apa sudah ada persiapan?”
goda Eunchan. “Jangan menggoda! Persiapan apa, coba?” sahut Ahra.
Tiba-tiba ada seseorang namja datang dari
balik pintu kelas dengan seyuman menghiasi bibirnya. ”Byun Baekhyun? Mau apa
kau kemari?” tanya Ji Soon ketus. “Memangnya salah jika aku kesini, nuna?”
jawab namja bernama Byun Baekhyun itu dengan sama ketusnya.
Byun Jisoon dan Byun Baekhyun adalah kakak
adik, hanya beda satu tahun, tapi karena Byun Jisoon dulu telat sekolah,
makanya dia menjadi seangkatan dengan adiknya.
“Tumben kau tidak melihat latihan anak Modern
Dance Club, nuna? Hari ini Kai ikut lho.” Ejek Baekhyun kepada Ji Soon. “Sialan
kau!” jawab Jisoon sekenanya.
“Oiya, Eun~ya! kau benar ingin masuk kelas
piano juga? Tadi aku sudah bicara dengan songsaenim agar memasukkanmu.” ujar
Baekhyun pada Eunchan yang dari tadi sibuk memandangi kakak adik yang sedang asyik
berdebat tersebut.
“Berhenti memanggilku seperti itu, Baekhyun! Err.. apa
benar aku boleh ikut? Di pertengahan Tahun Pelajaran begini?” sahut Eun Chan
balik bertanya.
“kalau tidak boleh, kenapa aku mengajakmu?
Sudahlah, kaja!”
Baekhyun menggandeng tangan Eun Chan dan
menariknya keluar kelas. Mata ketiga orang tersebut terbelalak kaget melihat
tangan Baekhyun yang melingkar di tangan Eunchan.
“Yak! Aku bisa jalan sendiri!” dumel Eunchan
sambil keluar kelas.
***
June 1, 2012
08.28 AM
“Sebentar lagi masuk, Jisoon dimana?” tanya
Eunchan pada Park Hyun Ra dan Shin Ara, sahabatnya. “Molla.” jawab Ara singkat.
“Katanya dia tidak enak badan hari ini.” Sahut Hyun Ra.“Jadi, hari ini aku
duduk sendirian? Aish Jinja!” gerutu Eunchan kesal.
“Pagi anak-anak!” Sapa songsaenim ramah pada
murid-muridnya.
“Pagi, sem.” Balas murid-murid tersebut.
“Kapan Shim songsaenim datang? Aku tidak
melihat.” Bisik Eunchan pada kedua sahabatnya yang duduk di depan bangkunya.
”Mollayo.” Bisik Hyun Ra ganti.
“Hari ini kita kedatangan murid baru. Kesini,
nak!”
Namja berkulit putih dan berawakan tidak tinggi
tapi manis itu keluar dari balik pintu dan menyunggingkan senyum termanisnya
saat ini.
“Kenalkan dirimu!” ujar Shim songsaenim pada
namja tersebut. “Hello, my name is Luhan. I come from Haidian, Beijing. Need
your support. Nice to meet you all.”
“Ne. Dia dari Cina, jadi mohon maklum kalo dia
masih akan memakai bahasa inggris karena dia belum tahu hangul. Tapi kalian
juga bisa mengajarinya nanti. Okay, now please take your seat, Luhan.”
Namja tersebut melangkahkan kaki menuju kursi
kosong dan berhenti di kursi Jisoon. “Could I sit here?” ujar namja tersebut
pada Eunchan sedangkan Eunchan sendiri mengangguk lemah kursi sahabatnya
diambil orang. “Yes.. please.”
***
09.59 AM
Shim songsaenim selesai mengajar dan akan
meninggalkan ruangan.
“Exuce me. What lesson will be taught, after
this? ” tanya namja itu pada Eunchan. “Biology” jawab Eunchan singkat. “Oh,
thank you Miss.... I`m still don`t know your name.” Kata namja itu bermaksud
memulai percakapan.“Eunchan. I`m Goo Eunchan.” Jawab Eunchan sekenanya. “Goo Eunchan. I
think your english is good enough. Sorry I don`t really good at English.” Kata
namja itu basa-basi. “No problem.” jawab Eunchan dengan sangat singkat, ia pun
kembali menata bukunya hingga akhirnya guru biologi masuk.
“Pagi anak-anak” sapa guru tersebut. “Pagi,
sem.” Jawab murid-murid. “Saya dengar ada murid baru di kelas ini. Apakah
begitu?” tanya guru tersebut dengan jawaban hanya kata `Ne` dari murid-murid.
“Oh aku tahu. Pasti namja disebelah Goo Eun
Chan~ssi. Siapa namamu anak muda?” tanya guru tersebut pada Luhan. “My name is
Luhan.” Jawabnya mantap. “So, you from China?” tnya guru tersebut dengan
dijawab anggukkan oleh Luhan.
“Beruntung sekali kau bersama Eunchan, kau
bisa meminta dia mengajarimu hangul. Setidaknya lebih mudah karena dia bisa bahasa
mandarin. Bukankah begitu, Eunchan?” ujar guru tersebut menggunakan bahasa
mandarin.
“Oh,shi laoshi.”
Jawab Eunchan sembari mengangguk.
*benar, guru*
“Hao le, sekarang keluarkan buku kalian. Kita
masuk bab baru, bab 6...” *baiklah*
“Kau tidak bilang bahwa kau juga bisa bahasa
mandarin?” bisik Luhan ke Eunchan.
“Kau tidak tanya!” jawab Eunchan lirih. “Shui
xiangdao ne!” timpal Luhan. *siapa yang menyangka*
***
01.05 PM
“Sekarang apa?” tanya Luhan ke Eunchan. “Shen
me? Pelajaran? ” *apa* tanya Eunchan ganti yang di jawab anggukan oleh teman
sebangkunya tersebut. “Kau itu suka sekali belajar, ya? Dari tadi tanya
pelajaran apa setelah ini terus. Setelah ini istirahat makan siang. Satu jam!”
sahut Eunchan agak jutek, sebenarnya ia juga kurang mengerti kenapa ia
kelihatan sedingin itu, padahal dari tadi ia berguman bahwa namja disebelahnya
itu manis juga. “Zhen de ma?” *benarkah* tanya Luhan memastikan. Tidak
menjawab, Eunchan malah pergi ketempat biasa ia berkumpul bersama sahabatnya.
Luhan hanya memperhatikan gerak-gerik Eunchan
dan temannya ketika berbincang-bincang ria dengan temannya, sesekali ia
tersenyum melihat ekspresi Eunchan dan teman-temannya, sesekali ia mendengar
mereka berbicara tentang Suho, siapa Suho?
Bosan hanya diam, Luhanpun menghampiri Eunchan ke bangku depan kelas
“Can I join?” tanya Luhan pada Eunchan dan
teman-temannya. “Yes, please. Neomu aegyo.” Ujar Ahra sambil senyum-senyum
sendiri. “Kau sudah punya Dio, Ahra!” sahut Hyun Ra tidak terima. “Arasseo, aku
hanya berkata bahwa dia aegyo.”
“Dio? Who is Dio?” sahut luhan tiba-tiba. “Her
boyfriend.” Jawab Hyun Ra sambil tersenyum-senyum menyenggol lengan lengan
Ahra. “Belum, Hyun Ra~ah! My name is Ahra, Shin Ahra. ” Ahra mengulurkan
tangannya dan Luhan menjabat tangan Ahra, begitupun dengan Hyun Ra “I`m Park
Hyun Ra.” Hyun Ra menjabat tangan Luhan sambil senyum-senyum sendri.
“Jadi, mereka sahabatku. Sebenarnya masih ada
satu lagi, orang yang biasanya duduk di kursi yang kau tempati, tapi hari ini
ia tidak masuk karena sakit.” Cecar Eunchan mencoba berkomunikasi dengan Luhan
menggunakan bahasa mandarin lagi. “Oh Dui. Hao, besok aku bisa pindah.” Jawab
Luhan dengan senyuman menghiasi bibir yang hanya di balas anggukan oleh Eunchan.
Teman-teman eunchan pun hanya bengong melihat mereka berbicara bahasa mandarin.
“So you girls already have boyfriend?” tanya
Luhan yan membuat mereka bertiga sempat kaget. “Only her who has not been close
with any boys.” Ujar Ahra ke Luhan dengan menunjuk Eunchan. “Ya! Sialan kau! Tidak usah
mengejekku!” keluh Eunchan tidak terima. “She ever interest with someone, the
school president boy. His name is Suho. But now she had broken heart `cause
him.” Cecar Ahra pada Luhan sembari memeluk Eunchan dengan iba.“Suho. I knew
him.” Ucap Luhan lirih, nyaris hampir tidak terdengar. “Sorry, my English not
so good” sambung Ahra lagi, “No problem. Me too.”
Tiba-tiba seseorang datang dari balik pintu
“Siang yeorobun!” ujarnya ramah pada seluruh siswa di kelas 11-3 ini.
“Ya!
Baekhyun~ah. Bagaimana bisa nuna mu sakit? Aku kira dia super hero sehingga
tidak bisa sakit. Dia tak pernah absen sakit sebelumnya.” Tanya Hyun Ra pada
orang yang baru masuk kelas itu tadi.
“Mana aku tahu. Aku tidak peduli nuna dirumah
sedang sakit atau apa.” Jawabnya datar.
“Kau memang jahat pada nuna mu sendiri,ya?
Kalian ini... tidak pernah akur dan mirip pun tidak.”
“Diam saja kau, Park Hyun Ra!” sahut namja itu
sekenanya “Eun~ya! Kau sudah makan siang?” sambung namja itu dengan jawaban gelengan
dari orang yang ditanyai. “Kau kenapa lemas sekali? Ayo makan lalu langsung
latihan.” Ucap namja itu sembari menggandeng tangan Eunchan, lagi-lagi orang
yang ditinggalkan hanya bengong dengan sikap adik Jisoon itu.
“Hari ini tidak usah ikut pelajaran terakhir,
latihan lebih seru. Arasseo?” ucap Baekhyun pada Ahra setelah ia memastikan
Eunchan telah berdiri lalu ia melepas gandengannya ke Eunchan, tapi malah ganti
merangkulnya.
“Ya! Bisa tidak tanganmu diam saja!” ujar Eunchan sambil melepas tangan Baekhyun
dari pundaknya setelah keluar dari pintu kelas.
“Araseeo arasseo. Chakaman, namja tadi siapa?
Anak baru?” tanya Baekhyun pada Eunchan.
“Ne. Pindahan dari Cina.” Jawab Eunchan
sekenanya.
“Pantas dia dekat-dekat denganmu, kau bisa
bahasa mandarin. Guru-guru pasti menyuruhmu mengajarinya hangul. Apa dia
disuruh dekat-dekat denganmu untuk mengajarinya? Lalu apa dia sudah tanya yang
aneh-aneh?” tanya Baekhyun intens sambil mengerutkan dahi.
“Begitulah. Dia satu bangku denganku. Dan apa
maksudmu dengan yang aneh-aneh? Menurutku hal paling aneh di sekitar sini ya
hanya kau.” Ejek Eunchan pada Baekhyun sehingga mereka berdua tertawa
bersama.“Sialan kau!”
“Sana duduk. Aku ambilkan makanan.” Sesampai
di kantin, Baekhyun mengambilkan makan siang sedangkan Eunchan hanya duduk
menunggunya.
“Igo!” Baekhyun memberikan makan siang itu
sambil mengambil tempat duduk di samping Eunchan.
“Teman cina mu itu, jika dia macam-macam hajar
saja,ya. Lalu walaupun dia dekat-dekat denganmu, jangan sampai kau jatuh cinta
padanya, ya!”
“Apa urusanmu? Lagi pula dia manis juga.”
Jawab Eunchan datar.
“Ya! Kenapa pada namja luar negeri saja kau
tertarik? Lagi pula aku lebih aegyo dari dia. Benarkan?”
“Tidak. Kim Min Seok oppa lebih manis.” Cecar
Eunchan sambil menjulurkan lidah.
“Kau ini!” jawab Bekhyun sambil mengacak-acak
rambut Eunchan gemas.
***
08.40 PM
“Shireo! Kenapa omma menyuruhku pergi ke
minimarket malam-malam begini sih? Aku kan baru saja sembuh!” teriak Byun
Jisoon pada ommanya.
“Kau tidak sakit, Jisoon. Omma tahu kau hanya
mencari alasan karena kau malas sekolah hari ini, kan? Lagi pula Baekhyun belum
pulang.”
“Kemana anak itu?”
“Katanya dia ada tambahan les piano hingga
pulang terlambat.”
“Arasseo! Kemarikan uangnya!” akhirnya Jisoon
menjalankan perintah ommanya, dengan sedikit berat hati. “Bocah itu pasti hanya
mengambil kesempatan berduaan lebih lama dengan Eunchan. Dasar bocah sialan!”
gerutu Jisoon dalam hati.
Sesampainya Jisoon di minimarket, ia langsung
membeli barang-barang yang disuruh ommanya. Setelah selesai, ia keluar dari
minimarket dan mendapati beberapa orang, tepatnya 5 orang sedang keluar dari
toko roti di seberang minimarket dengan masih memakai seragam sekolahnya dan ia
pun menghampiri mereka. Mereka ber 5 adalah adiknya Baekhyun, Eunchan, Hyun Ra,
Chanyeol, dan.. Kai.
“Nuna, sedang apa kau di sekitar sini?” tanya
Baekhyun pada nunanya. Jisoon mengangkat kantong belanjaannya dan menunjuk
minimarket di seberang menggunakan dagunya.
“Kalian sendiri sedang apa? Kenapa bisa kalian
berada di sini?” tanya Jisoon keheranan.
“Ceritanya panjang, nuna.” Jawab Baekhyun
dengan enteng ke nunanya.
“Eunchan, kau juga ikut? Aku sarankan jagan
sering dekat-dekat dengan bocah satu ini.” Tunjuk Jisoon ke adiknya, “Jika kau
digigit, kau bisa rabies. Lagipula kan dia suka sekali dekat-dekat denganmu.”
“Yak! Nuna! Aish, jinja..”
“Diam kau, cerewet!” potong Jisoon. Yang lain
hanya senyum-senyum sendiri melihat kakak adik ini. Seketika pandangan Jisoon
melihat ke arah Kai yang sedang tersenyum dengan manisnya. Kai langsung menghentikan
senyumnya lalu menunduk tersipu malu.
“Oiya, Jisoon~ah! Hari ini ada anak baru yang
menduduki kursimu, karena tadi kursimu kosong, kan.” Timpal Eunchan.
“Ya ya, terserah. Kalian mau pulang sekarang?”
“Aku akan mengantar Mereka pulang dulu, nuna. Aku
kan namja, jadi bisa pulang sendiri, nuna tidak usah mencemaskanku. Nuna duluan
pulang saja.”
“Siapa coba yang mencemaskanmu. Sana antar
pacarmu pulang!”
“BYUN JI SOON!!” geram Eunchan membuat Jisoon
kabur duluan sebelum mendengar Eunchan memarahinya.
***
June 5, 2012
06.35 PM
“Jisoon! Kau gila membiarkanku duduk degan
namja Cina itu!” bisik Eunchan saat mereka keluar dari kelas seusai sekolah.
“Yah.. aku tidak keberatan duduk di sebelah
yeoja kutubuku dan pendiam itu.”
“Aku yang keberatan tahu!” bisik Eunchan
sesaat sebelum seorang namja penepuk pundaknya pelan.
“Luhan! Kenapa kau ada disini?” reflek shock
Eunchan melihat namja itu `semoga dia tidak dengar atau paling tidak dia tidak
mengerti apa yang aku bicarakan tadi`, batin Eunchan.
“Tadi kan kau janji akan ke rumahku.” Jawab
Luhan enteng.
`Oiya, kenapa aku bisa lupa bahwa tadi aku
janji mengajarinya hangul dirumhnya?` guman Eunchan.
”Lai Ba!” *Ayo berangkat*
Sesampainya mereka di rumah Luhan, mata
Eunchan bergerak mengelilingi setiap sudut rumah Luhan dengan rancangan dan
interior yang menurutnya mewah ini.
“Rumahmu bagus juga.” Reflek kata-kata yang
dikeluarkan Eunchan dengan masih memandangi rumah Luhan, sementara pemilik
rumah hanya tersenyum sendiri.
“Wo hui jia!” *aku pulang* seorang wanita paruh
baya keluar dari sebuah pintu dan mengambil tas Luhan. “zhu he qingfu meiyou
hui lai, Shaoye.” *tuan dan nyonya belum kembali kerumah, tuan muda*
“pasti seperti ini. Kita ke atas saja!”
Ujarnya pada Eunchan dan berbalik menatap pesuruhnya itu “bawakan tasku ke
atas, dan juga tasnya.”
Mereka berdua berdua diikuti pesuruhnya naik
ke lantai dua dan duduk di bawah sofa sambil meletakkan tas di meja.
“Kau kaya sekali, ya?” Tanya Eunchan keheranan
setelah pesuruh Luhan meletakkan minuman dan pergi.
“Menurutmu?” Tanya Luhan balik. “Baiklah, kita
mulai darimana?”
Setelah cukup lama mereka belajar, dan kosa
kata Luhan juga sudah lumayan, Eunchan memulai mengajari merangkai kalimat.
“Dengarkan aku!” Kata Eunchan mantap hingga
Luhan menatapnya intens “Hangul dari aku adalah `na`, tapi akan diubah di awal
kalimat, `na` berubah menjadi..” Eunchan menghentikan kalimatnya karena
pandangan Luhan tak lepas darinya dan pelan-pelan Luhan mencondongkan tubuhnya
ke arah Eunchan. Eunchanpun memundurkan tubuhnya hingga sikunya menahan
tubuhnya.“Mau apa kau?” cecar Eunchan ke Luhan. Mengetahui Luhan tidak
menjawabnya dan malah lebih memperkecil jarak di antara mereka, reflek Eunchan menutup
mukanya dengan kedua telapak tangannya.
Luhan menggambil gelas yang berada di belakang
Eunchan dan meminum isinya. Eunchan merenggangkan jari yang menutupi mukanya
dan melihat Luhan sedang minum, ia menghela nafas lega dan berpindah tempat
duduk menjadi di seberang Luhan.
***
June 6, 2012
07.13 PM
“Kita menyusun kalimat, arasseo?”ujar Eunchan
setelah ia duduk di seberang Luhan.
“Boleh aku bertanya? Apa yang kau lakukan
setiap siang hari dengan Byun Baekhyun sampai terkadang tidak ikut pleajaran setelah
makan siang?”
“Aku.. latihan piano. Wei shenme?” *kenapa*
“Mei you. Jadi, kau suka musik?” tanya Luhan
dengan balasan anggukan dari Eunchan. “aku punya sebuah lagu untukmu. Lagu
korea. Tunggu sebentar.”
Luhan kembali dengan membawa gitar, ia
mengambil duduk di sebelah Eunchan. Perlahan ia memetik gitarnya dan mulai
bernyanyi...
Machi.. amugeotdo moreuneun airo deureoke Dasi
tae-eonan sugan gachi
(As if it’s like the
minute that I was born again as a baby who doesn’t know anything)
Jamshi kkumil-kkabwa han beon deo nun gamatda
tteo boni
(I closed and opened
my eyes once, as I couldn’t tell if I was awake or dreaming)
Yeokshi neomu ganjeol haetdeon ne ape gido
hadeut seo isseo
(Of course, because I
want you sincerely, I am standing in front of you as if I pray)
Dan han bbeonman ne yeopeseo Bareul matchwo
georeo bogopa han beon Tak han beonmanyo
(I wish I could walk
falling into pace with you, even if I have the chance only one time.. one time)
Neoui sesangeuro yeorin baramultago ne gyeoteuro
(I went to your own
world riding soft wind and reached next to you)
Eodiseseo
wannyago haemarkge
mutneun nege bimirira malhaesseo
(Then, you innocently
asked me ‘where are you come from?’, and I answered ‘its is a secret’)
Manyang idaero hamkke georeumyeon eodiseun cheongugilteni
([I thought your
question is not important] because if we just walk together as we are, it’s
obvious that anywhere is the paradise to us wherever we go.)
Mika-el boda neon naege nunbusin jonjae
(You are more radiant
to me than Michael)
Gamhi nuga neoreul geoyeokhae Naega yongseoreul
an hae
(How dare anybody
disobey you? If there’s anybody who does, I will not forgive them)
Eden geu gose bareul durin taechougeu cheoreom
maeil
(Just like the first
human who got into step to the eden)
Neo hanaman hyanghamyeo maeumeuro mideumyeo
(My steps will head
toward you, and I will believe you with my heart everyday)
Aju jageun geoshirado neol himdeul haji motage Hangsang
jikigosipeo
(Even if really tiny
things make you trouble. I wanna protect and make you comfortable always)
I`m
eternally love
Neoui suhojaro jeo geosen baramul makgo
(I will protect you
against strong wind as your guardian)
Ne pyeoneuro modu da deungeul dollyeodo
(Even if everyone
turns their back against you)
Hime gyeoun eoneu nal ne nunmureul dakka jul Geureon han saram
doel su itdamyeon
(And if I could be a
person who wipe tears of your eye in a hard day, If those things realized)
Eodieun cheongugilteni
(It must be the
paradise wherever we go anywhere)
Neol saranghage dwaebeorin nan ije deo isang
(There’s no place I
can go back because I am loving you already)
Doragal goshi eobseoyo nalgaereul
geodwogasyeotjyo (oh no)
(You have taken my
wings away oh no)
Yeongwonhan sarmeul irheotdaedon haengbokhan
iyu
(The reason that I
happy is, even though I lost eternal life)
Naui yeongwon ijen geudaenikka…
(The reason is that
eternal life is from you from now…)
Etternally love
Luhan menurunkan gitarnya. Eunchan tertegun
melihatnya. `Dia... bukan permainan gitarnya saja yang bagus, tapi suaranya
juga sangat bagus dan jika dia telah bernyanyi, dia terlihat... menyilaukan.
Sangat tenang dan juga... tampan.` batin Eunchan tertegun.
Mereka berdua saling memandang, pelan-pelan
Luhan mulai memajukan tubuhnya. Eunchan hanya diam di tempat, ia tidak
menghindar seperti sebelumnya walaupun ada rasa shock. Semakin lama, Luhan
semakin mendekat dan dia mulai memejamkan matanya, begitu pula dengan Eunchan
yang juga memejamkan matanya. Jarak diantara mereka semakin sedikit, mereka
mulai dapat merasakan nafas masing-masing. Dengan masih memejamkan mata, mereka
merapatkan tubuh dan mungkin sebentar lagi mereka segera kehabisan nafas. Bibir
mereka hanya berjarak beberapa milimeter dan...
“Luhan!”terdengar teriakan seseorang dari
lantai bawah dan mulai terdengar suara hentakan kaki menaiki tangga. Luhan dan
Eunchan reflek menjauhkan tubuh masing-masing dan kaget pastinya.
tampaklah dua orang dari tangga, dua orang
tinggi tersebut terlihat shock. “Apa yang sedang kalian lakukan?” ujar orang
yang lebih tinggi dari satunya tersebut shock sedangkan Eunchan dan Luhan hanya
salah tingkah.,
“Sejak kapan kalian di Korea?” tanya Luhan
mulai membuka pembicaraan walau agak canggung, kedua orang tersebut sudah tidak
shock lagi sedangkan Eunchan masih termenung.
“Sejak tadi sore. Ngomong-ngomong kau hebat,
sepupu! Padahal baru beberapa hari di Korea!”
Luhan tidak mengerti apa yang dibicarakan
sepupunya ini sampai akhirnya sepupunya menunjuk Eunchan dengan dagunya.
“Kau ini!” Luhan merangkul bahu sepupunya yang
jauh lebih tinggi darinya. “Eunchan~ah, kemarilah” panggil Luhan da Eunchan pun
menghampiri mereka bertiga sambil menundukkan kepala.
“Kenalkan, dia Eunchan, teman kelasku. Dan
Eunchan,,, mereka sepupuku. Huang Zhi Tao dan Wu Yi Fan.”
“Wu Yi Fan. Tapi kau bisa memanggilku Kris.”ia
mengulurkan tangan ke Eunchan, sedangkan Eunchan hanya memaksa senyum dan menggaruk
kepalanya yang tidak gatal karena malu.
“Jangan begitu, aku sudah sering melihat orang
melakukannya..”
“Tapi kami belum melakukannya!” potong Eunchan
yang refleks mendongak.
“Jadi kedatangan kami
menggannggu?” ledek Kris.
“Grrr”
FIN~
No comments:
Post a Comment