Saturday, May 19

[FanFic] Tell Me, What is Love




Title: Tell Me, What is Love
Length: Oneshoot
Genre: Romance
Rating: PG-15
Casts:
EXO Memberdeul/ 엑소-게이 & 엑소-
Goo Eun Chan/구은찬 (OC) a.k.a Author
Byun Ji Soon/ 변지순(OC)
Shin Ah Ra/ 신아라(OC)
Park Hyun Ra/ 박현라(OC)
Disclaimer: Castnya semua hanya milik Tuhan, saia hanya pinjem anak-anak EXO dan ambil nama dari anak –anak stress RSJ *digeplak* yang minta namanya dimunculin. Ff ini murni karangan author yang somplak ini==”
A/N: karena ada anak2 exo-m, disini gak cuman pake bahasa korea aja tapi ada sedikit-sedikit bahasa cina dan inggris. Trus, disini D.O aku panggil Dio aja yah biar enak, kan bacanya juga gitu, sesuai dengan hangulnya 디오(dio) ^^
Warning: GAJE. Many typo may be available.
DON`T LIKE DON`T READ!

May 21, 2012
08.35 AM
“EunChan~ah!!”panggil seorang yeoja dengan keras tetapi manja yang baru datang ke rumah sahabatnya yang dipanggil degan sebutan Eun Chan tersebut.
“Yak! Apa-apaan kau, Shin Ahra!” Keluh yeoja tersebut dikarenakan sahabatnya yang baru datang tiba-tiba memeluknya yang sedari tadi menonton TV. Aneh sekali karena sahabatnya itu juga tersenyum-senyum sendiri menatapnya.
“Aku bahagia, Eun Chan~ah! Dio oppa..”
Yeoja yang diajak bicara itu mengangukkan kepala pertanda heran akan kelanjutan pembicaraannya yang terlihat sangat membahagiakan.
“Dio oppa, pagi tadi dia menelfonku dan dia bilang aku manis. Dan kau tahu Eun Chan~ah?”ia menggantungkan kalimat sembari menatap sahabatnya yang masih tersenyum sendiri sedangkan orang yang diajak bicara sudah mengerutkan dahi, heran dengan sifatnya. Sesenang inikah ditelfon oleh orang yang disukai?
“Tidak” jawab Eunchan datar kemudian memalingkan wajahnya pada layar TV.
“Dio oppa mengajakku bertemu di cafe setelah dia selesai ujian lusa. Kya! Ini seperti mimpi. Ternyata selama ini dia juga memperhatikanku.” Ia berhenti tersenyum lalu menatap dalam heran ke arah sahabatnya tersebut.
“Eh, Eun Chan~a. Bukankan besok ulang tahunnya Suho oppa?”
“Kalau iya kenapa?” Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari TV.
“Kau tidak berniat memberinya hadiah?"tanyanya kembali dengan ekspresi lebih intens
“Niat sih ada, tapi kalau aku tidak tahu apa yang harus aku berikan bagaimana? Lagi pula, aku tidak yakin dia mau menerima hadiah dariku, mengenalku saja tidak.”
“Yak! Eun Chan~a! Kenapa kau jadi cuek begini? Biasanya kau teriak-teriak kegirangan dihadapan kami setelah melihat Suho oppa.” Cerocos Ahra sambil menegerutkan dahi.
“Lalu aku harus bagaimana?” Eun Chan mulai memelas, tidak lagi cuek seperti tadi. Ahra tersenyum simpul melihat sikap Eun Chan yang seperti ini, sikap sehari-harinya.
“Aha! Aku tahu! kau bisa memberinya kue.”
“Mmm... arasseo, ayo kita ke toko kue!”
“Andwae! Buatan sendiri akan lebih istimewa.”
“Michiyoseo! Aku mana bisa masak.” Tolak Eun Chan sembari mengerucutkan bibirnya dan berkacak pinggang.
“Akan aku ajari. Ottoke?” jawab Ahra dengan senyuman menghiasi bibir.
“Kedengarannya tidak terlalu buruk. Chakaman! Kenapa kau mengurusiku? Bukankah kau ada acara dengan Dio?”
“Tidak usah dipikirkan, itu masih lama. Kaja, kita buat kue!” merekapun pergi ke dapur dan mulai membuat kue brownies.

***
May 22, 2012
01.15 PM
“Aku berikan ke Suho oppa tidak, ya?” seru Eun Chan kepada ke 3 sahabat yang mendesaknya untuk berjalan menemui Suho.
“Kau sudah sejauh ini Eun Chan~ah. Masuk ke kantin dan berikan kepada Suho oppa.” Kata sahabat tertuanya, Byun Ji Soon dengan bijaksana.
Eun Chan baru akan menghampiri Suho yang tengah duduk sendirian, tetapi kemudian ia berpapasan dengan sahabat Suho, Kim Min Seok dan Kim Jong Dae yang saat itu sedang membicarakan tentang Suho bahwa mereka akan meninggalkan Suho berduaan saja dengan yeojachingunya yang segera datang. Mereka tidak ingin mengganggu kencan makan siang Suho di hari ulangtahunnya. Saat itu juga ketiga sahabat Eun Chan yang mengintipnya dari balik kaca jendela mendengar apa yang dikatakan kedua sahabat Suho.
Mendengar semua yang dibicarakan sahabat Suho tadi, sahabat-sahabat Eun Chan langsung panik. Sebelumnya Eun Chan dan sahabatnya tidak tahu bahwa Suho sudah punya pacar. Dengan perasaan dan wajah shock Eun Chan, ditambah lagi yeojachingu Suho duluan yang datang dan langsung memeluk Suho, Eun Chan tetap melangkah dan menaruh kuenya di meja Suho yang sedang asyik bermesraan dengan yeojachingunya.
“Untuk oppa. Saengil Chukhae.” Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Eunchan dengan memaksakan senyum. “Gumawo”, Suho membalasnya dengan senyuman andalannya, sangat bersahabat. Eunchan berbalik badan dengan tidak sanggup menahan senyuman tetap di bibirnya lagi.
***
May 23, 2012
11.05 AM
Bel istirahat baru saja berbunyi, guru dan beberapa siswa kelas 11-3 pun keluar ruangan. Seorang yeoja menghampiri tiga sahabatnya yang berkumpul di meja depan.
“Eun Chan~ah! Aku dengar setelah pulang sekolah ini Suho oppa bertanding golf,” ia mengambil duduk disebelah yeoja yang dipanggilnya tadi. “Ayo kita melihat Suho oppa! Pasti keren.” Sambungnya kepada semua temannya.
“Park Hyun Ra!”tegur salah satu dari mereka bertiga pada yeoja bernama Hyun Ra itu. “Mwo?” jawab Hyun Ra tanpa rasa bersalah. “Eun Chan~a, gwaenchana?” tanya Byun Ji Soon langsung ke Eun Chan.“Gwaenchana, memenagnya aku kenapa?” sahut Eunchan sok polos. “lalu, bagaimana kencanmu dengan Dio nanti,  Ahra? Apa sudah ada persiapan?” goda Eunchan. “Jangan menggoda! Persiapan apa, coba?” sahut Ahra.
Tiba-tiba ada seseorang namja datang dari balik pintu kelas dengan seyuman menghiasi bibirnya. ”Byun Baekhyun? Mau apa kau kemari?” tanya Ji Soon ketus. “Memangnya salah jika aku kesini, nuna?” jawab namja bernama Byun Baekhyun itu dengan sama ketusnya.
Byun Jisoon dan Byun Baekhyun adalah kakak adik, hanya beda satu tahun, tapi karena Byun Jisoon dulu telat sekolah, makanya dia menjadi seangkatan dengan adiknya.
“Tumben kau tidak melihat latihan anak Modern Dance Club, nuna? Hari ini Kai ikut lho.” Ejek Baekhyun kepada Ji Soon. “Sialan kau!” jawab Jisoon sekenanya.
“Oiya, Eun~ya! kau benar ingin masuk kelas piano juga? Tadi aku sudah bicara dengan songsaenim agar memasukkanmu.” ujar Baekhyun pada Eunchan yang dari tadi sibuk memandangi kakak adik yang sedang asyik berdebat tersebut.
“Berhenti memanggilku seperti itu, Baekhyun! Err.. apa benar aku boleh ikut? Di pertengahan Tahun Pelajaran begini?” sahut Eun Chan balik bertanya.
“kalau tidak boleh, kenapa aku mengajakmu? Sudahlah, kaja!”
Baekhyun menggandeng tangan Eun Chan dan menariknya keluar kelas. Mata ketiga orang tersebut terbelalak kaget melihat tangan Baekhyun yang melingkar di tangan Eunchan.
“Yak! Aku bisa jalan sendiri!” dumel Eunchan sambil keluar kelas.
***

June 1, 2012
08.28 AM
“Sebentar lagi masuk, Jisoon dimana?” tanya Eunchan pada Park Hyun Ra dan Shin Ara, sahabatnya. “Molla.” jawab Ara singkat. “Katanya dia tidak enak badan hari ini.” Sahut Hyun Ra.“Jadi, hari ini aku duduk sendirian? Aish Jinja!” gerutu Eunchan kesal.
“Pagi anak-anak!” Sapa songsaenim ramah pada murid-muridnya.
“Pagi, sem.” Balas murid-murid tersebut.
“Kapan Shim songsaenim datang? Aku tidak melihat.” Bisik Eunchan pada kedua sahabatnya yang duduk di depan bangkunya. ”Mollayo.” Bisik Hyun Ra ganti.
“Hari ini kita kedatangan murid baru. Kesini, nak!”
Namja berkulit putih dan berawakan tidak tinggi tapi manis itu keluar dari balik pintu dan menyunggingkan senyum termanisnya saat ini.
“Kenalkan dirimu!” ujar Shim songsaenim pada namja tersebut. “Hello, my name is Luhan. I come from Haidian, Beijing. Need your support. Nice to meet you all.”
“Ne. Dia dari Cina, jadi mohon maklum kalo dia masih akan memakai bahasa inggris karena dia belum tahu hangul. Tapi kalian juga bisa mengajarinya nanti. Okay, now please take your seat, Luhan.”
Namja tersebut melangkahkan kaki menuju kursi kosong dan berhenti di kursi Jisoon. “Could I sit here?” ujar namja tersebut pada Eunchan sedangkan Eunchan sendiri mengangguk lemah kursi sahabatnya diambil orang. “Yes.. please.”
***
09.59 AM
Shim songsaenim selesai mengajar dan akan meninggalkan ruangan.
“Exuce me. What lesson will be taught, after this? ” tanya namja itu pada Eunchan. “Biology” jawab Eunchan singkat. “Oh, thank you Miss.... I`m still don`t know your name.” Kata namja itu bermaksud memulai percakapan.“Eunchan. I`m Goo Eunchan.” Jawab Eunchan sekenanya. “Goo Eunchan. I think your english is good enough. Sorry I don`t really good at English.” Kata namja itu basa-basi. “No problem.” jawab Eunchan dengan sangat singkat, ia pun kembali menata bukunya hingga akhirnya guru biologi masuk.
“Pagi anak-anak” sapa guru tersebut. “Pagi, sem.” Jawab murid-murid. “Saya dengar ada murid baru di kelas ini. Apakah begitu?” tanya guru tersebut dengan jawaban hanya kata `Ne` dari murid-murid.
“Oh aku tahu. Pasti namja disebelah Goo Eun Chan~ssi. Siapa namamu anak muda?” tanya guru tersebut pada Luhan. “My name is Luhan.” Jawabnya mantap. “So, you from China?” tnya guru tersebut dengan dijawab anggukkan oleh Luhan.
“Beruntung sekali kau bersama Eunchan, kau bisa meminta dia mengajarimu hangul. Setidaknya lebih mudah karena dia bisa bahasa mandarin. Bukankah begitu, Eunchan?” ujar guru tersebut menggunakan bahasa mandarin.
“Oh,shi laoshi.”  Jawab Eunchan sembari mengangguk.  *benar, guru*
“Hao le, sekarang keluarkan buku kalian. Kita masuk bab baru, bab 6...”  *baiklah*
“Kau tidak bilang bahwa kau juga bisa bahasa mandarin?” bisik Luhan ke Eunchan.
“Kau tidak tanya!” jawab Eunchan lirih. “Shui xiangdao ne!” timpal Luhan. *siapa yang menyangka*
***
01.05 PM
“Sekarang apa?” tanya Luhan ke Eunchan. “Shen me? Pelajaran? ” *apa* tanya Eunchan ganti yang di jawab anggukan oleh teman sebangkunya tersebut. “Kau itu suka sekali belajar, ya? Dari tadi tanya pelajaran apa setelah ini terus. Setelah ini istirahat makan siang. Satu jam!” sahut Eunchan agak jutek, sebenarnya ia juga kurang mengerti kenapa ia kelihatan sedingin itu, padahal dari tadi ia berguman bahwa namja disebelahnya itu manis juga. “Zhen de ma?” *benarkah* tanya Luhan memastikan. Tidak menjawab, Eunchan malah pergi ketempat biasa ia berkumpul bersama sahabatnya.
Luhan hanya memperhatikan gerak-gerik Eunchan dan temannya ketika berbincang-bincang ria dengan temannya, sesekali ia tersenyum melihat ekspresi Eunchan dan teman-temannya, sesekali ia mendengar mereka berbicara tentang Suho, siapa Suho?  Bosan hanya diam, Luhanpun menghampiri Eunchan ke bangku depan kelas
“Can I join?” tanya Luhan pada Eunchan dan teman-temannya. “Yes, please. Neomu aegyo.” Ujar Ahra sambil senyum-senyum sendiri. “Kau sudah punya Dio, Ahra!” sahut Hyun Ra tidak terima. “Arasseo, aku hanya berkata bahwa dia aegyo.”
“Dio? Who is Dio?” sahut luhan tiba-tiba. “Her boyfriend.” Jawab Hyun Ra sambil tersenyum-senyum menyenggol lengan lengan Ahra. “Belum, Hyun Ra~ah! My name is Ahra, Shin Ahra. ” Ahra mengulurkan tangannya dan Luhan menjabat tangan Ahra, begitupun dengan Hyun Ra “I`m Park Hyun Ra.” Hyun Ra menjabat tangan Luhan sambil senyum-senyum sendri.
“Jadi, mereka sahabatku. Sebenarnya masih ada satu lagi, orang yang biasanya duduk di kursi yang kau tempati, tapi hari ini ia tidak masuk karena sakit.” Cecar Eunchan mencoba berkomunikasi dengan Luhan menggunakan bahasa mandarin lagi. “Oh Dui. Hao, besok aku bisa pindah.” Jawab Luhan dengan senyuman menghiasi bibir yang hanya di balas anggukan oleh Eunchan. Teman-teman eunchan pun hanya bengong melihat mereka berbicara bahasa mandarin.
“So you girls already have boyfriend?” tanya Luhan yan membuat mereka bertiga sempat kaget. “Only her who has not been close with any boys.” Ujar Ahra ke Luhan dengan menunjuk Eunchan. “Ya! Sialan kau! Tidak usah mengejekku!” keluh Eunchan tidak terima. “She ever interest with someone, the school president boy. His name is Suho. But now she had broken heart `cause him.” Cecar Ahra pada Luhan sembari memeluk Eunchan dengan iba.“Suho. I knew him.” Ucap Luhan lirih, nyaris hampir tidak terdengar. “Sorry, my English not so good” sambung Ahra lagi, “No problem. Me too.”
Tiba-tiba seseorang datang dari balik pintu “Siang yeorobun!” ujarnya ramah pada seluruh siswa di kelas 11-3 ini.
 “Ya! Baekhyun~ah. Bagaimana bisa nuna mu sakit? Aku kira dia super hero sehingga tidak bisa sakit. Dia tak pernah absen sakit sebelumnya.” Tanya Hyun Ra pada orang yang baru masuk kelas itu tadi.
“Mana aku tahu. Aku tidak peduli nuna dirumah sedang sakit atau apa.” Jawabnya datar.
“Kau memang jahat pada nuna mu sendiri,ya? Kalian ini... tidak pernah akur dan mirip pun tidak.”
“Diam saja kau, Park Hyun Ra!” sahut namja itu sekenanya “Eun~ya! Kau sudah makan siang?” sambung namja itu dengan jawaban gelengan dari orang yang ditanyai. “Kau kenapa lemas sekali? Ayo makan lalu langsung latihan.” Ucap namja itu sembari menggandeng tangan Eunchan, lagi-lagi orang yang ditinggalkan hanya bengong dengan sikap adik Jisoon itu.
“Hari ini tidak usah ikut pelajaran terakhir, latihan lebih seru. Arasseo?” ucap Baekhyun pada Ahra setelah ia memastikan Eunchan telah berdiri lalu ia melepas gandengannya ke Eunchan, tapi malah ganti merangkulnya.
“Ya! Bisa tidak tanganmu diam saja!”  ujar Eunchan sambil melepas tangan Baekhyun dari pundaknya setelah keluar dari pintu kelas.
“Araseeo arasseo. Chakaman, namja tadi siapa? Anak baru?” tanya Baekhyun pada Eunchan.
“Ne. Pindahan dari Cina.” Jawab Eunchan sekenanya.
“Pantas dia dekat-dekat denganmu, kau bisa bahasa mandarin. Guru-guru pasti menyuruhmu mengajarinya hangul. Apa dia disuruh dekat-dekat denganmu untuk mengajarinya? Lalu apa dia sudah tanya yang aneh-aneh?” tanya Baekhyun intens sambil mengerutkan dahi.
“Begitulah. Dia satu bangku denganku. Dan apa maksudmu dengan yang aneh-aneh? Menurutku hal paling aneh di sekitar sini ya hanya kau.” Ejek Eunchan pada Baekhyun sehingga mereka berdua tertawa bersama.“Sialan kau!”
“Sana duduk. Aku ambilkan makanan.” Sesampai di kantin, Baekhyun mengambilkan makan siang sedangkan Eunchan hanya duduk menunggunya.
“Igo!” Baekhyun memberikan makan siang itu sambil mengambil tempat duduk di samping Eunchan.
“Teman cina mu itu, jika dia macam-macam hajar saja,ya. Lalu walaupun dia dekat-dekat denganmu, jangan sampai kau jatuh cinta padanya, ya!”
“Apa urusanmu? Lagi pula dia manis juga.” Jawab Eunchan datar.
“Ya! Kenapa pada namja luar negeri saja kau tertarik? Lagi pula aku lebih aegyo dari dia. Benarkan?”
“Tidak. Kim Min Seok oppa lebih manis.” Cecar Eunchan sambil menjulurkan lidah.
“Kau ini!” jawab Bekhyun sambil mengacak-acak rambut Eunchan gemas.
***
08.40 PM
“Shireo! Kenapa omma menyuruhku pergi ke minimarket malam-malam begini sih? Aku kan baru saja sembuh!” teriak Byun Jisoon pada ommanya.
“Kau tidak sakit, Jisoon. Omma tahu kau hanya mencari alasan karena kau malas sekolah hari ini, kan? Lagi pula Baekhyun belum pulang.”
“Kemana anak itu?”
“Katanya dia ada tambahan les piano hingga pulang terlambat.”
“Arasseo! Kemarikan uangnya!” akhirnya Jisoon menjalankan perintah ommanya, dengan sedikit berat hati. “Bocah itu pasti hanya mengambil kesempatan berduaan lebih lama dengan Eunchan. Dasar bocah sialan!” gerutu Jisoon dalam hati.
Sesampainya Jisoon di minimarket, ia langsung membeli barang-barang yang disuruh ommanya. Setelah selesai, ia keluar dari minimarket dan mendapati beberapa orang, tepatnya 5 orang sedang keluar dari toko roti di seberang minimarket dengan masih memakai seragam sekolahnya dan ia pun menghampiri mereka. Mereka ber 5 adalah adiknya Baekhyun, Eunchan, Hyun Ra, Chanyeol, dan.. Kai.
“Nuna, sedang apa kau di sekitar sini?” tanya Baekhyun pada nunanya. Jisoon mengangkat kantong belanjaannya dan menunjuk minimarket di seberang menggunakan dagunya.
“Kalian sendiri sedang apa? Kenapa bisa kalian berada di sini?” tanya Jisoon keheranan.
“Ceritanya panjang, nuna.” Jawab Baekhyun dengan enteng ke nunanya.
“Eunchan, kau juga ikut? Aku sarankan jagan sering dekat-dekat dengan bocah satu ini.” Tunjuk Jisoon ke adiknya, “Jika kau digigit, kau bisa rabies. Lagipula kan dia suka sekali dekat-dekat denganmu.”
“Yak! Nuna! Aish, jinja..”
“Diam kau, cerewet!” potong Jisoon. Yang lain hanya senyum-senyum sendiri melihat kakak adik ini. Seketika pandangan Jisoon melihat ke arah Kai yang sedang tersenyum dengan manisnya. Kai langsung menghentikan senyumnya lalu menunduk tersipu malu.
“Oiya, Jisoon~ah! Hari ini ada anak baru yang menduduki kursimu, karena tadi kursimu kosong, kan.” Timpal Eunchan.
“Ya ya, terserah. Kalian mau pulang sekarang?”
“Aku akan mengantar Mereka pulang dulu, nuna. Aku kan namja, jadi bisa pulang sendiri, nuna tidak usah mencemaskanku. Nuna duluan pulang saja.”
“Siapa coba yang mencemaskanmu. Sana antar pacarmu pulang!”
“BYUN JI SOON!!” geram Eunchan membuat Jisoon kabur duluan sebelum mendengar Eunchan memarahinya.
***
June 5, 2012
06.35 PM
“Jisoon! Kau gila membiarkanku duduk degan namja Cina itu!” bisik Eunchan saat mereka keluar dari kelas seusai sekolah.
“Yah.. aku tidak keberatan duduk di sebelah yeoja kutubuku dan pendiam itu.”
“Aku yang keberatan tahu!” bisik Eunchan sesaat sebelum seorang namja penepuk pundaknya pelan.
“Luhan! Kenapa kau ada disini?” reflek shock Eunchan melihat namja itu `semoga dia tidak dengar atau paling tidak dia tidak mengerti apa yang aku bicarakan tadi`, batin Eunchan.
“Tadi kan kau janji akan ke rumahku.” Jawab Luhan enteng.
`Oiya, kenapa aku bisa lupa bahwa tadi aku janji mengajarinya hangul dirumhnya?` guman Eunchan.
”Lai Ba!” *Ayo berangkat*
Sesampainya mereka di rumah Luhan, mata Eunchan bergerak mengelilingi setiap sudut rumah Luhan dengan rancangan dan interior yang menurutnya mewah ini.
“Rumahmu bagus juga.” Reflek kata-kata yang dikeluarkan Eunchan dengan masih memandangi rumah Luhan, sementara pemilik rumah hanya tersenyum sendiri.
“Wo hui jia!” *aku pulang* seorang wanita paruh baya keluar dari sebuah pintu dan mengambil tas Luhan. “zhu he qingfu meiyou hui lai, Shaoye.” *tuan dan nyonya belum kembali kerumah, tuan muda*
“pasti seperti ini. Kita ke atas saja!” Ujarnya pada Eunchan dan berbalik menatap pesuruhnya itu “bawakan tasku ke atas, dan juga tasnya.”
Mereka berdua berdua diikuti pesuruhnya naik ke lantai dua dan duduk di bawah sofa sambil meletakkan tas di meja.
“Kau kaya sekali, ya?” Tanya Eunchan keheranan setelah pesuruh Luhan meletakkan minuman dan pergi.
“Menurutmu?” Tanya Luhan balik. “Baiklah, kita mulai darimana?”
Setelah cukup lama mereka belajar, dan kosa kata Luhan juga sudah lumayan, Eunchan memulai mengajari merangkai kalimat.
“Dengarkan aku!” Kata Eunchan mantap hingga Luhan menatapnya intens “Hangul dari aku adalah `na`, tapi akan diubah di awal kalimat, `na` berubah menjadi..” Eunchan menghentikan kalimatnya karena pandangan Luhan tak lepas darinya dan pelan-pelan Luhan mencondongkan tubuhnya ke arah Eunchan. Eunchanpun memundurkan tubuhnya hingga sikunya menahan tubuhnya.“Mau apa kau?” cecar Eunchan ke Luhan. Mengetahui Luhan tidak menjawabnya dan malah lebih memperkecil jarak di antara mereka, reflek Eunchan menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.
Luhan menggambil gelas yang berada di belakang Eunchan dan meminum isinya. Eunchan merenggangkan jari yang menutupi mukanya dan melihat Luhan sedang minum, ia menghela nafas lega dan berpindah tempat duduk menjadi di seberang Luhan.
***
June 6, 2012
07.13 PM
“Kita menyusun kalimat, arasseo?”ujar Eunchan setelah ia duduk di seberang Luhan.
“Boleh aku bertanya? Apa yang kau lakukan setiap siang hari dengan Byun Baekhyun sampai terkadang tidak ikut pleajaran setelah makan siang?”
“Aku.. latihan piano. Wei shenme?” *kenapa*
“Mei you. Jadi, kau suka musik?” tanya Luhan dengan balasan anggukan dari Eunchan. “aku punya sebuah lagu untukmu. Lagu korea. Tunggu sebentar.”
Luhan kembali dengan membawa gitar, ia mengambil duduk di sebelah Eunchan. Perlahan ia memetik gitarnya dan mulai bernyanyi...

Machi.. amugeotdo moreuneun airo deureoke Dasi tae-eonan sugan gachi
(As if it’s like the minute that I was born again as a baby who doesn’t know anything)
Jamshi kkumil-kkabwa han beon deo nun gamatda tteo boni
(I closed and opened my eyes once, as I couldn’t tell if I was awake or dreaming)
Yeokshi neomu ganjeol haetdeon ne ape gido hadeut seo isseo
(Of course, because I want you sincerely, I am standing in front of you as if I pray)

Dan han bbeonman ne yeopeseo Bareul matchwo georeo bogopa han beon Tak han beonmanyo
(I wish I could walk falling into pace with you, even if I have the chance only one time.. one time)

Neoui sesangeuro yeorin baramultago ne gyeoteuro
(I went to your own world riding soft wind and reached next to you)
Eodiseseo wannyago haemarkge mutneun nege bimirira malhaesseo
(Then, you innocently asked me ‘where are you come from?’, and I answered ‘its is a secret’)
Manyang idaero hamkke georeumyeon eodiseun cheongugilteni
([I thought your question is not important] because if we just walk together as we are, it’s obvious that anywhere is the paradise to us wherever we go.)

Mika-el boda neon naege nunbusin jonjae
(You are more radiant to me than Michael)
Gamhi nuga neoreul geoyeokhae Naega yongseoreul an hae
(How dare anybody disobey you? If there’s anybody who does, I will not forgive them)
Eden geu gose bareul durin taechougeu cheoreom maeil
(Just like the first human who got into step to the eden)
Neo hanaman hyanghamyeo maeumeuro mideumyeo
(My steps will head toward you, and I will believe you with my heart everyday)
Aju jageun geoshirado neol himdeul haji motage Hangsang jikigosipeo
(Even if really tiny things make you trouble. I wanna protect and make you comfortable always)
I`m eternally love

Neoui suhojaro jeo geosen baramul makgo
(I will protect you against strong wind as your guardian)
Ne pyeoneuro modu da deungeul dollyeodo
(Even if everyone turns their back against you)
Hime gyeoun eoneu nal ne nunmureul dakka jul Geureon han saram doel su itdamyeon
(And if I could be a person who wipe tears of your eye in a hard day, If those things realized)
Eodieun cheongugilteni
(It must be the paradise wherever we go anywhere)

Neol saranghage dwaebeorin nan ije deo isang
(There’s no place I can go back because I am loving you already)
Doragal goshi eobseoyo nalgaereul geodwogasyeotjyo (oh no)
(You have taken my wings away oh no)

Yeongwonhan sarmeul irheotdaedon haengbokhan iyu
(The reason that I happy is, even though I lost eternal life)
Naui yeongwon ijen geudaenikka
(The reason is that eternal life is from you from now…)
Etternally love


Luhan menurunkan gitarnya. Eunchan tertegun melihatnya. `Dia... bukan permainan gitarnya saja yang bagus, tapi suaranya juga sangat bagus dan jika dia telah bernyanyi, dia terlihat... menyilaukan. Sangat tenang dan juga... tampan.` batin Eunchan tertegun.
Mereka berdua saling memandang, pelan-pelan Luhan mulai memajukan tubuhnya. Eunchan hanya diam di tempat, ia tidak menghindar seperti sebelumnya walaupun ada rasa shock. Semakin lama, Luhan semakin mendekat dan dia mulai memejamkan matanya, begitu pula dengan Eunchan yang juga memejamkan matanya. Jarak diantara mereka semakin sedikit, mereka mulai dapat merasakan nafas masing-masing. Dengan masih memejamkan mata, mereka merapatkan tubuh dan mungkin sebentar lagi mereka segera kehabisan nafas. Bibir mereka hanya berjarak beberapa milimeter dan...
“Luhan!”terdengar teriakan seseorang dari lantai bawah dan mulai terdengar suara hentakan kaki menaiki tangga. Luhan dan Eunchan reflek menjauhkan tubuh masing-masing dan kaget pastinya.
tampaklah dua orang dari tangga, dua orang tinggi tersebut terlihat shock. “Apa yang sedang kalian lakukan?” ujar orang yang lebih tinggi dari satunya tersebut shock sedangkan Eunchan dan Luhan hanya salah tingkah.,
“Sejak kapan kalian di Korea?” tanya Luhan mulai membuka pembicaraan walau agak canggung, kedua orang tersebut sudah tidak shock lagi sedangkan Eunchan masih termenung.
“Sejak tadi sore. Ngomong-ngomong kau hebat, sepupu! Padahal baru beberapa hari di Korea!”
Luhan tidak mengerti apa yang dibicarakan sepupunya ini sampai akhirnya sepupunya menunjuk Eunchan dengan dagunya.
“Kau ini!” Luhan merangkul bahu sepupunya yang jauh lebih tinggi darinya. “Eunchan~ah, kemarilah” panggil Luhan da Eunchan pun menghampiri mereka bertiga sambil menundukkan kepala.
“Kenalkan, dia Eunchan, teman kelasku. Dan Eunchan,,, mereka sepupuku. Huang Zhi Tao dan Wu Yi Fan.”
“Wu Yi Fan. Tapi kau bisa memanggilku Kris.”ia mengulurkan tangan ke Eunchan, sedangkan Eunchan hanya memaksa senyum dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena malu.
“Jangan begitu, aku sudah sering melihat orang melakukannya..”
“Tapi kami belum melakukannya!” potong Eunchan yang refleks mendongak.
“Jadi kedatangan kami menggannggu?” ledek Kris.
“Grrr”

FIN~

No comments:

Post a Comment